Jangan Tampilkan Lagi Ya, Saya Mau!

PFL Batch 2 Sumatera, Menyemai Pemimpin Masa Depan

Oleh : Pranata Meksiko S.Pd (Peserta PFL Batch 2 Sumatera asal Sumatera Selatan)

 

Di sebuah ruangan sederhana, tepatnya di Gedung Pelayanan H. Anif yang berada di Asrama Haji Medan. Sejak Jumat (5/9/2025) pagi telah dipenuhi cahaya semangat anak muda. Nampak puluhan wajah bersemangat menerima materi yang akan disampaikan oleh berbagai tokoh politik yang sudah diagendakan panitia.

Mereka bukan sekadar peserta biasa. Mereka adalah anak-anak muda yang tengah ditempa untuk menjadi bagian dari masa depan politik Indonesia.

Tercatat ada 75 anak muda yang ikut serta dalam program ternama ini, yakni Political Future Leader (PFL). Sebuah gagasan segar yang digulirkan oleh Amanat Research Institute. Ini kali kedua, usai kegiatan serupa pernah diadakan juga di Jawa.

“Politik itu bukan sekadar perebutan kekuasaan,” ujar salah satu fasilitator dengan nada mantap.

“Ia adalah seni mengelola bangsa, dan itu butuh pemimpin yang visioner, bersih, serta memahami realitas rakyat,” tegasnya lagi.

Tak pelak, kalimat-kalimat penuh semangat itu membakar semangat para peserta, apalagi mereka notabenenya para generasi yang haus akan perubahan dan banyak memiliki harapan.

Melihat orientasinya, Political Future Leader sepertinya lahir dari kegelisahan akan wajah politik hari ini, yakni wajah-wajah para politikus pragmatis, transaksional, bahkan sering kali jauh dari nilai moral.

Amanat Research Institute sepertinya melihat ada celah besar yang harus segera diisi oleh kaum muda. Mereka nampak ingin menyiapkan “bank kader” yang bukan hanya lihai berdebat, tapi juga punya integritas dan wawasan kebangsaan, serta tentunya penuh harapan.

Peserta datang dari berbagai latar belakang, ada aktivis kampus, pegiat komunitas, hingga pengusaha muda. Meski berbeda jalan, mereka punya tujuan sama, yakni menjadi bagian dari solusi. Bahkan, semangat mereka hari ini memperlihatkan, posisi mereka kedepan tidak ingin hanya sekadar menjadi penonton dalam panggung politik.

Yang menarik, program ini tidak berhenti pada ruang kelas. Peserta kedepannya diagendakan akan diajak langsung menelusuri denyut nadi masyarakat, diharapkan dapat berdialog dengan petani, mendengar keluh kesah pedagang pasar, hingga mengamati dinamika politik lokal. Tentu tujuannya sangat jelas, melatih kepekaan sosial.

“Kalau ingin jadi pemimpin masa depan, kita harus paham rakyat dari dekat. Tidak bisa hanya duduk di kursi empuk sambil bicara konsep,” terang salah satu pemateri.

Di balik program ini, sepertinya Amanat Research Institute menaruh harapan besar, yakni bakal lahirnya pemimpin masa depan yang jujur, berkarakter serta mampu mengawal demokrasi Indonesia ke arah yang lebih sehat.

Penggagas Amanat Research Institute nampaknya sangat sadar, bahwa perubahan tidak bisa instan, tetapi seperti menanam pohon, benih yang disemai hari ini akan menjadi peneduh di masa depan.

Program Political Future Leader menjadi ruang perjumpaan ide, mimpi serta komitmen. Program ini, seolah menjawab kerinduan banyak orang terhadap politik yang lebih bermartabat.

Di gedung itu, tepatnya di Kota Medan. Di antara tawa, debat dan semangat muda, kita bisa melihat sekilas wajah Indonesia esok hari. Yakni wajah yang penuh harapan. (*)

Share:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *